PEMERINTAHAN
Soal Kisruh Proyek SPAM Selatan, Pemkab Lotim Diminta Dengarkan Masyarakat Yang Menolak
LOMBOK TIMUR - Dibakarnya pipa Proyek SPAM Wilayah Selatan di Dusun Borok Lelet, Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik menjadi catatan buruk bagi Pemkab Lombok Timur. Pemda harus memiliki telinga yang tajam dalam mendengarkan suara penolakan dari masyarakat yang juga membutuhkan air bagi kepentingan pertanian dan kehidupan mereka.
Terkait kisruh yang terus terjadi, Pemkab Lotim dinilai hanya berpihak pada keuntungan proyek dan pihak ketiga sehingga takut kena finalty oleh Bank Dunia karena ketidakmampuan dalam menyelesaikan berbagai persoalan terkait dengan pelaksanaan proyek SPAM tersebut.
Seharusnya Pemkab Lotim melalui perangkat daerahnya mendalami dengan baik apapun suara penolakan yang muncul. Baik itu terkait isu tentang dugaan pemalsuan tanda tangan masyarakat oleh oknum yang awalnya merupakan daftar hadir acara lalu dipalsukan sebagai tanda tangan menerima mata air mereka diambil untuk proyek SPAM perlu menjadi perhatian dan beberapa persoalan lainnya.
"Jadi ada tanda tangan seolah masyarakat menyetujui, ini penting untuk didalami dan diajak masyarakat untuk berbicara dari hati ke hati. Jangan hanya mengatakan bahwa masyarakat sudah setuju, akan tetapi sesungguhnya masih banyak persoalan," beber Hafizullah Mashuri selaku Pembina Forum Masbagik Bersatu (Formabes) .
Menurut Hafiz, Pemkab Lotim sebagai pemilik proyek yang merupakan bantuan Bank Dunia ini sebenanrnya tidak memiliki argumen penjelas yang baik kepada masyarakat tentang ketakutan masyarakat kalau airnya kemudian akan berdampak pada kebutuhan pertanian mereka, yang bahkan boleh jadi di masa datang akan mengganggu ketahanan pangan secara luas di Lombok Timur.
Untuk itu, Pemkab Lombok Timur apabila memang mempunyai hitungan besaran debit air yang akan diambil, maka buka dokumen hitungan tersebut kepada masyarakat, agar masyarakat menjadi yakin dengan argumen yang dimiliki Pemkab Lotim.
Dokumen hitungan tersbut, lanjut Hafiz, menjadi penting karena memuat seberapa besar debit air saat ini, lalu seberapa besar debit yang diambil untuk kebutuhan SPAM Wilayah Selatan, serta seberapa besar pula yang tersisa dan dikatakan tidak akan mempengaruhi kebutuhan air pertanian masyarakat.
Selanjutnya dalam dokumen tersebut, tentunya memuat tentang dampak jangka panjang pemakaian mata air tersebut terhadap kualitas mata air dan bagaimana upaya-upaya yang akan dilakukan oleh Pemkab Lotim dalam menjaga kelestarian mata air yang akan diambil, sehingga di masa depan tidak kemudian menyisakan "Air Mata" bagi masyarakat petani khususnya.
"Saat ini yang ada 'kan hanya argumen yang semu dengan mengatakan bahwa air yang diambil untuk SPAM tidak akan mengganggu kebutuhan pertanian, tapi hanya sebatas omongan yang tanpa bukti dan hitungan yang dapat dipertanggung jawabkan, baik secara ilmu pengetahuan dan juga secara kewajiban pemerintah dalam menjaga hak-hak masyarakat yang memang membutuhkan air tersebut," bebernya.
Selanjutnya terhadap kejadian pembakaran pipa ini juga harus menjadi atensi khusus, jangan ujuk-ujuk Pemkab Lotim menyalahkan masyarakat dan membiarkan masyarakatnya atau bahkan mendukung upaya pihak tertentu memperkarakan masyarakat pada masalah hukum.
"Seharusnys ayomi masyarakat dengan baik dengan pemberian solusi dan alasan yang tepat. Bukan kah mereka juga masyarakat kita semua," pesannya.
Langkah itu penting supaya persoalan Proyek SPAM ini tidak menjadi masalah yang mengganggu proses politik pada pemilihan umum yang sedang berjalan saat ini, karena kondusifitas daerah jadi terganggu.
Masyarakat yang menolak tentu tidak akan diam ketika ada warga masyarakat yang ditahan ataupun diperkarakan, karena malah akan menumbuhkan semangat solidaritas antar mereka yang kemudian menggangu stabilitas dan kondusifitas ditengah masyarakat.
"Kita semua sangat memhami akan kebutuhan air bersih warga masyarakat kita di selatan, tapi juga tetap harus dipikirkan juga keresahan dan kegelisahan masyarakat yang menolak akan kebutuhan air pertanian mereka," ungkapnya.
Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur (Lotim), Drs. H. M. Juaini Taofik, MAP angkat bicara terkait pembakaran puluhan pipa proyek Sistim Penyediaan Air Minum (SPAM) Selatan di jalur Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik Kabupaten Lotim yang dilakukan sejumlah oknum masyarakat. Tindakan kriminal itupun akan dibawa ke ranah hukum oleh pihak ketiga.
Ditegaskan Pj Bupati, pembangunan proyek ini mendapat penolakan warga, namun banyak juga masyarakat yang setuju. Perbedaan aspirasi dan pendapat di negara demokrasi merupakan hal biasa, hanya saja perbedaan itu tidak semestinya diwujudkan dalam bentuk tindakan kriminalitas, perusakan fisik barang dan lain sebagainya.
"Memang pelaksanaan proyek ini ada beberapa masyarakat yang masih menolak, banyak juga masyarakat yang setuju. Terkait pembakaran pipa SPAM Selatan oleh oknum itu, tentu pihak ketiga informasinya akan melapor ke pihak berwajib karena tindakannya bertentangan dengan hukum," ujar Taofik.
Sementara, Kepolisian Polres Lombok Timur (Lotim) bergerak cepat mengusut kasus pembakaran 36 pipa Proyek SPAM Selatan di Dusun Borok Lelet, Desa Lendang Nangka Utara, Kecamatan Masbagik pukul 11:30 Wita. Sebanyak enam warga diamankan berdasarkan laporan pihak ketiga yang dimasukkan ke Polres Lotim pukul 12:00 Wita hari Kamis lalu.
"Awalnya tiga kita amankan sebagai saksi, dihari berikutnya tiga lagi. Itupun statusnya masih sebagai saksi," terang Kasat Reskrim Polres Lotim, AKP. I Made Dharma Yulia Putra, STK, SIK.
Dalam kasus ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikam dan akan menindak tegas segala bentuk perbuatan yang menggangu ketertiban umum. "Kami masih melakukan penyelidikan," pungkasnya. (*)
Via
PEMERINTAHAN
Post a Comment