POLITIK
Respon Situasi Politik Menuju Pilpres 2024, AHY Mengaku Bangga Atas Soliditas Kader Partai Demokrat
AHY pada kesempatan tersebut mengungkapkan, kebanggaan dirinya kepada suruh pengurus partai, kader partai, serta simpatisan Demokrat yang setia, solid dan solidaritas atas apa yang dihadapi Partai Demokrat.
"Sebagai Ketum, saya merasa bangga sekaligus terharu atas ketegaran, kesetiaan dan solidaritas seluruh Kader Demokrat dalam mengahdapi ujian, atas semua itulah perahu besar ini tetap kokoh di tengah badai," ujar Ketum AHY dalan konfensi press, dilangsir dari kanal Youtube Kompas TV, Senin (04/09).
"Saya berterima kasih kepada semua tokoh dan sahabat, serta berbagai kalangan masyarakat Indonesia yang telah menyampaikan simpatinya serta harapan baik partai," katanya.
Selanjutnya, AHY juga mengajak seluruh kader partai Demokrat agar tetap tenang dan berfikir jernih, karena pihaknya tidak akan patah terhadap apapun. Meskipun pihaknya tidak akan kompromi pada konspirasi securang apapun.
Tetapi AHY juga mengajak semua untuk bersyukur karena tuhan masih sayang kepada Partai Demokrat dan kadernya. Bisa Jadi, kata AHY, ini merupakan cara tuhan untuk menyelamatkan partai dari hal- hal yang lebih buruk.
Meski demikan, AHY tau bahwa para kader partai kecewa dan marah. Akan tetapi bukan marah dan kecewa karena Ketumnya tidak jadi Cawapres, tapi karena perjuangan Demokrat telah dilukai oleh mereka yang tidak jujur serta telah melanggar komitmen dan kesepakatan.
Bagi Demokrat, kata AHY, hal ini merupakan sesuatu yang fundamental. "kita merasakan dalam hirup pikuk politik menuju Pemilu 2024 seolah etika integritas pribadi dan komitmen politik menjadi tidak lagi penting dan relevan dalam mencapai tujuan," terangnya.
Hal ini, kata AHY, justru menebalkan politiknya bahwa perubahan benar-benar diperlukan karena demokrasi yang sejati hanya bisa rawat dan tetap eksis jika hal mendasar itu bisa dipertahankan. "Saya kira semua masyarakat yang kita perjuangkan ini sepakat untuk berpolitik secara beretika," ungkapnya.
Sejak awal, Partai Demokrat memiliki harapan besar terhadap hadirnya Perubahan dan Perbaikan, bukan besarnya dan fundamental yang berlandaskan pada nilai-nilai dan etika. Ini membutuhkan kerja keras, kerja sama dan komitmen dari semua yang ingin melakukan perubahan tersebut.
Namun kenyataannya, hal itu tidak mudah untuk diwujudkan, karena komitmen menjadi barang yang langka. "Kata maaf dijadikan obat murah untuk pengingkaran atas sebuah pengingkaran, ini justru berbahaya jika dibiarkan dan bisa jadi budaya dan menjadi sebuh kebenaran. Lambat laun bisa menjadi karakter bangsa yang tidak baik dan tidak bertanggung jawab," ucapnya
Meski demikian, Partai Demokrat tidak akan menyerah untuk terus memperjuangkan nilai dan etika dalam kehidupan berpolitik dan berdemokrasi. Karena partai politik adalah institusi bukan pribadi, karena ada tata kelola dan mekanismenya.
Apa lagi pengambilan keputusan menyangkut hajat hidup orang banyak, memilih pemimpin utamanya presiden dan wakil presiden yang kelak akan bertanggung jawab atas lebih dari 270 juta jiwa tidak bisa diputuskan begitu saja dalam hitungan menit oleh segelintir orang.
"Sesuai dengan konstitusi Partai Demokrat tentu harus dimusyawarahkan terlebih dahulu dan dibicarakan dalam wadah Majelis Tinggi Partai," ucapnya.
Lebih baik sepakat untuk tidak sepakat dari pada dipaksa menerima keputusan yang pihaknya sendiri tidak dilibatkan dalam prosesnya.
"Kami mengimbau janganlah hal-hal yang besar dikecilkan, sementara hal yang kecil di besar - besarkan. Kami mengajak Partai Demokrat untuk solid dan mengikuti langkah-langkah oleh pemimpin partai," tandasnya. (yon)
Via
POLITIK
Post a Comment