PENDIDIKAN
Program "ADEM" SMKN 1 Kotaraja, Lahirkan Siswa "Go Internaional"
Kepala SMKN 1 Kotaraja, Salman. |
Lombok Timur - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kotaraja Kecamatan Sikur KabupatennLombok Timur kini tengah menjalankan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM). Dalam program beberapa siswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kepala SMKN 1 Kotaraja, Salman menerangkan, program yang dijalankannya merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dalam hal pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak yang berada di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Siswa-siswi yang menimba ilmu di tempat ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, namun orang tuanya tengah menetap menjadi PMI di Negeri Jiran Malaysia. Model pembinaannya sendiri, jelas Salman mulai dari biaya hidup ditanggung oleh pemerintah dengan kisaran Rp2 juta perbulan per siswa.
"Biaya tersebut bahkan include dengan biaya-biaya lain seperti SPP dan seragam sekolah lainnya," jelasnya.
Di Provinsi NTB , lanjut Salman ada enam sekolah yang mendapatkan program tersebut, satu sekolah di Kabupaten Lombok Timur, dua sekolah di Kota Mataram dan tiga sekolah di Kabupaten Lombok Barat. Enam sekolah itu diantaranya SMKN 1 Lingsar, SMKN 1 Kuripan, SMK PP, SMKN 5 Mataram, SMKN 1 Lembar dan SMKN 1 Kotaraja.
"Apabila nanti mereka telah selesai menjalankan pendidikannya di SMK, maka mereka berhak mengikuti lendidikan lanjutan yang bernama Afirmasi pendidikan Tinggi (APIK) dengan pola sama seperti sekarang ini.
"Mereka akan menempuh pendidikan di sekolah ini selama tiga tahun dan hanya SMKN 1 Kotaraja yang ada program itu untuk Kabupaten Lombok Timur,"ugkapnya.
Ke empat orang siswa itu berasal dari beberapa daerah yang orang tuanya tengah menetap menjadi PMI di Negeri Malaysia yakni dari Toraja, Makassar dan Alor.
Salman menuturkan bahwa dulunya di SMK yang dipimpinnya tidak mendapatkan program tersebut. Sedangkan yang pertama kali menjalankannya adalah SMKN 1 Lembar. Akan tetapi dengan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB beberapa tahun lalu, akhirnya program tersebut dibagi ke sekolah-sekolah yang minimal memiliki asrama.
"Sebenarnya program ini sudah lama berjalan, namun kami di SMKN 1 Kotaraja baru berjalan dua tahun dan untuk empat siswa ini mereka belajar sama seperti siswa lainnya,"ujarnya.
Ditegaskannya salah satu keunggulan dari program ini yaitubbisa membuka link agar SMK yang dipimpinnya bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah atau perusahaan yang ada di Malaysia. Sebab program ini juga nantinya akan ada kunjungan ke negara tersebut.
"Anggarannya sendiri dititipkan lewat rekening sekolah. Tapi sebelum itu, ada tanda tangan MoU dengan kementerian baru kemudian ditransfer," tandasnya. (SY/02)
Via
PENDIDIKAN
Post a Comment