PENDIDIKAN
Konsisten Perangi Stunting, Giliran Desa Sikur Jadi Lokasi Penyaluran Bantuan Paket Sembako SMKN 1 Sikur Bersama Pemprov NTB
Kepala KCD Dikbud Lotim Provinsi NTB, Martua Hamonangan Nasution, M.Pd didampingi Kepala SMKN 1 Sikur, Hasbi Ahmad, M. Pd menyerahkan secara simbolis bantuan makanan tambahan pencegahan stunting yang diterima oleh, Kepala Desa Sikur, H. Sayuti, Jumat 24 Februari 2023. |
Lombok Timur - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sikur bersama Pemerintah Provinsi NTB kembali menyalurkan paket sembako kepada anak penderita stunting. Di kali kedua penyerahan bakti sosial ini, SMKN 1 Sikur menyasar penderita stunting di Desa Sikur Induk, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
Penyaluran paket sembako yang dipimpin oleh, Kepala SMKN 1 Sikur, Hasbi Ahmad, S.Pd., M. Pd di Aula Kantor Desa Sikur ini, dihadiri pula oleh Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Dikbud Lotim Provinsi NTB, Dharma Wanita Persatuan (DWP) SMKN 1 Sikur, OSIS dan guru.
Dijelaskan Hasbi Ahmad, penyaluran paket sembako untuk pencegahan stunting ini sebagai wujud pelaksanaan visi SMKN 1 Sikur yang SIKUR (Smart, Inovatif, Kreatif, Unggul dan Religius). Visi yang religius inilah yang saat ini dilaksanakan dalam bentuk pemberian makanan tambahan. "Pengadaan makanan tambahan ini bersumber dari sedekah amal setiap hari Jumat para siswa dan guru," jelasnya.
Pada pelaksanaan penyaluran bantuan ini, kehadiran SMKN 1 Sikur disambut baik oleh Kepala Desa Sikur, didampingi orang tua anak penderita stunting, Sekdes Sikur, Ketua PKK dan Ketua Kader Desa Sikur serta Pendamping Desa Sikur.
"Pemerintah Desa Sikur sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuan Pemerintah Provinsi NTB bersama SMKN 1 Sikur berupa bantuan makanan tambahan. Pasalnya Desa Sikur masih memiliki pekerjaan rumah untuk menuntaskan stunting," terang Kepala Desa Sikur, H. Sayuti.
Adapun jumlah kasus stunting di Desa Sikur saat ini mengalami penurunan, yakni dari jumlah sebelumnya 150 anak di tahun 2021, sedangkan tahun 2022 sebanyak 107 anak. Menurut H. Sayuti, penyebab masih tinggi kasus stunting itu dikarenakan kondisi orang tua yang belum begitu peduli terhadap kebutuhan gizi seimbang anaknya.
"Masyarakat kita di Desa Sikur sebagian besar bekerja sebagai buruh tani. Namun kita tetap berkomitmen meningkatkan gizi anak-anak kita dari pelayanan di 8 posyandu yang ada di Desa Sikur melalui dana desa, termasuk untuk ibu hamil," jelasnya.
Kepala KCD Dikbud Lotim Provinsi NTB, Martua Hamonangan Nasution, M.Pd mendorong sekolah-sekolah untuk membantu penanganan stunting. Langkah ini sebagai implementasi profil belajar pancasila yang diharapkan berjalan dan tertuang dalam program di sekolah penggerak ataupun SMK PK.
"Program pencegahan stunting didorong supaya dimasukkan dalam program P5, artinya siswa peduli terhadap lingkungan, terlibat langsung dalam sosial ke kemasyarakatan untuk mendidik ahklak siswa," jelasnya.
Misalnya siswa diminta bersedekah telur satu butir, tentu dapat dihitung jumlah telur yang dapat disalurkan kepada orang tua atau anak untuk mengurangi angka stunting di lingkungan sekolah itu sendiri.
Program ini sejalan dengan apa yang dicanangkan, Wakil Gubernur NTB untuk peduli terhadap anak dan orang tua. Maka dari itu, 20 hingga 30 tahun ke depan, pertumbuhan anak-anak memiliki gizi yang seimbang sehingga lahirlah SDM-SDM yang unggul.
"Langkah ini sebagai bentuk kontribusi dan dukungan jajaran pendidikan dalam mengentaskan kasus stunting karena butuh kerjasama dan kontribusi semua pihak. Mengingat, persoalan stunting lebih dominan karena faktor asupan gizi,"pungkasnya. (yon)
Via
PENDIDIKAN
Post a Comment