OLAHRAGA
Cabor Tenis Lapangan Lotim "Boikot" Partai Final Porprov NTB, Malam Ini "Check Out" dari Hotel Bentuk Protes ke Panitia Pelaksana
Kontingen Lombok Timur (Lotim) Cabang Olahraga (Cabor) Tenis Lapangan melakukan aksi boikot babak final lantaran kecewa kepada panitia pelaksana Porprov NTB ke-XI Tahun 2023 di Kota Mataram. |
Mataram - Kontingen Lombok Timur (Lotim) Cabang Olahraga (Cabor) Tenis Lapangan melakukan aksi boikot pertandingan semi final dan final Porprov NTB ke-XI Tahun 2023 yang digelar di Kota Mataram. Malam ini, Cabor Tenis Lapangan Lotim secara kompak check out dari hotel tempatnya menginap selama Porprov berlangsung sebagai bentuk protes ke panitia pelaksana.
"Ini pelaksanaan Porprov NTB terjelek selama Porprov digelar. Malam ini kami Kontingen Cabor Tenis check out sebagai bentuk protes," tegas Ketua Pelti Lotim, Hafsan Hirwan.
Keputusan memboikot partai final ini, kata dia, berdasarkan kesepakatan seluruh pengurus Pelti Lombok Timur bersama orang tua atlet. Panitia pelaksana Porprov NTB dinilai telah menginjak-nginjak harga diri Kabupaten Lotim karena selama gelaran Porprov, Kabupaten Lotim banyak dirugikan.
"Ini masalah harga diri daerah. Selama ini kita selalu dirugikan panitia pelaksana," kritiknya.
Dituturkan bahwa permasalahan ini terjadi lantaran Kota Mataram tetap mempertahankan atletnya untuk bertanding pada semi final pada Sabtu 25 Februari 2023. Sedangkan atlet Lotim di hari yang sama baru selesai bermain.
"Kebijakan ini sangat kita sesalkan. Atlet kita diminta untuk bermain dalam kondisi kelelahan karena sudah bermain tiga kali untuk hari ini saja,"ungkapnya.
Sedangkan kontingen Cabor Tenis Lotim pada awalnya meminta agar pertandingan digelar pada Minggu 26 Februari 2023 sebelum pelaksanaan final digelar untuk menjaga kesehatan dan keselamatan atlet. Sayangnya, permintaan itu tidak diindahkan dan Kota Mataram tetap bersikukuh bertahan untuk bermain.
"Sebenarnya kita berharap keputusan yang bijak dari panitia pelaksanaan. Malah memutuskan untuk tetap memainkan malam ini sesuai hasil komunikasinya dengan Tim Kota Mataram,"sesalnya.
Atas keputusan itupun, Cabor Tenis Lapangan Lotim tak terima dan merasa harkat martabat Kabupaten Lombok Timur yang terinjak rinjak. Kebijakan panitia inipun dipertanyakan, apakah Porprov hanya untuk mencari medali atau prestise.
"Apalah artinya medali tanpa menjunjung sportivitas. Kami (Kontingen Lotim, red) mengejar prestasi bukan prestise. Maka patut dicurigai ada perselingkuhan antara panitia pelaksana dengan Tim Kota Mataram," katanya.
Sebelum keributan terjadi, atlet Lotim tunggal Putri, Deasya telah meraih kemenangan untuk bertanding di partai final, termasuk ganda tunggal Deasya / Sasa juga akan bertanding di partai final.
Maka dari itu, kata Hafsan, keputusan memboikot dan check out dari hotel malam ini lantaran saat pertandingan semi final Kota Mataram versus KLU juga dinilai penuh permainan ibarat Film Drakor.
"Kami dari Pelti Lotim menilai kejadian ini merupakan bentuk ketidakmampuan Panitia Pelaksana dan Ketua Pelti NTB dalam menyelesaikan masalah," sindirnya. (yon)
Via
OLAHRAGA
Post a Comment