PEMERINTAHAN
Pemda Lotim Mulai Rencanakan Penganggaran RS Tipe D di Masbagik, Fisik Gedung Dipastikan Tuntas Tahun 2023
LOMBOK TIMUR (aksarantb.com) -
Pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur menanggapi dengan sangat serius aspirasi masyarakat masbagik, yang menghendaki agar di wilayah itu dapat dibangun rumah sakit tipe D.
Sebagai wujud manifestasi keseriusan itu, Pemda melalui Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) pada tahun 2022 ini, sudah menganggarkan sebesar Rp750 juta rupiah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lotim, H. Hasni, SE.,M.Ak, menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan sebuah bangunan yang besar, maka pembangunan rumah sakit masbagik membutuhkan tahapan-tahapan.
"Di tahun 2022, pemerintah sudah menganggarkan perencanaan Detail Engineering Design (DED) sebesar Rp750 juta rupiah. Dan ini sudah dalam tahap penyelesaian," ungkap, H. Hasni kepada awak media, Selasa (23/8/22).
Diyakinkannya, bahwa tahap proses perencanaan DED tersebut akan dapat diselesaikan pada bulan Oktober atau selambat-lambatnya bulan November proses tahapan perencanaan itu sudah tuntas.
Setelah tahapan perencanaan selesai, sambung dia, maka tahapan selanjutnya adalah pembangunan fisik/gedung sebagaimana layaknya bangunan rumah sakit.
Sebelumnya pada bulan Mei lalu, pemerintah daerah merencanakan untuk menganggarkan sebesar Rp10 miliar rupiah pada APBD Perubahan. Namun dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan yang sangat mepet dengan perencanaan yang baru bisa selesai pada bulan Oktober-November, maka tidak akan cukup waktu untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Sejatinya, hajatan bupati Sukiman Azmy menghendaki agar rumah sakit di Masbagik dapat segera dibangun tahun ini. Namun sistem dan waktu yang tidak memungkinkan menjadi faktor kendala utama.
Lantaran itu, Tim TAPD melalui pembahasan yang detail dan mendalam, maka pembangunan rumah sakit tipe D Masbagik akan dianggarkan sebesar Rp30 miliar, bahkan bisa lebih. Artinya nilai itu lebih besar dua kali lipat dari rencana awal.
"Nah sehingga rumah sakit ini akan kelihatan pelaksanaan fisiknya, pembangunan fisiknya bisa tuntas pada tahun 2023," sebutnya.
Sebagai bangunan rumah sakit, lanjut dia lagi, tentu akan membutuhkan peralatan kesehatan (paskes). Akan tetapi, jika pembangunan fisik dan pengadaan peralatan dilaksanakan secara bersamaan, maka tentu membutuhkan biaya yang sangat besar.
Karnanya, dengan kemampuan keuangan daerah yang terbatas, maka rencana untuk pengadaan peralatan akan direalisasikan pada tahun 2024. Sehingga di tahun 2024, rumah sakit ini sudah bisa beroperasi.
Dengan tahapan-tahapan itu, jelas Hasni, maka pemerintah tidak bisa memaksakan untuk membangun fisik di tahun 2022 ini. Sebab, andai pun dianggarkan tahun ini setelah DED tuntas, maka masih ada proses tender yang bisa memakan waktu sampai 40 hari.
Atas dasar itulah, jelas dia, menjadi pertimbangan tim penyusun anggaran daerah yang kemudian mengusulkan kepada bupati agar pembangunan fisik dilaksanakan pada tahun 2022 nanti.
"InsyaAllah, ini kan lebih besar dibanding apa yang disampaikan pak bupati di bulan mei lalu, yaitu 10 miliar lalu ditambah Rp15 miliar. Nah ini kan Rp30 miliar," pungkasnya. (AK-NTB/01)
Via
PEMERINTAHAN
Post a Comment