Begasingan, Nilai Sosial dan Ekonomi
Lombok Timur (aksarantb.com) -
Masyarakat Lombok Timur semakin menunjukkan semangat untuk bangkit pasca pandemi Covid-19. Berbagai sektor menggeliat, termasuk pariwisata melalui rangkaian kegiatan Pesona Gumi Selaparang (PGS) sebagai branding pariwisata Lombok Timur. Berbagai potensi dan kearifan lokal mengisi PGS ini, salah satunya adalah begasingan.
Begasingan yang merupakan permainan tradisional dikuatkan kembali keberadaannya melalui turnamen gasing yang digelar mulai Senin (22/8). Mewakili Bupati Lombok Timur, Kepala Dinas Pariwisata, Iswan Rakhmadi membuka kegiatan yang berlangsung di lingkungan Batu Mulut, Kelurahan Denggen, Kecamatan Selong.
Kadis Pariwisata menyebut begasingan sebagai permainan tradisional yang secara turun-temurun digemari oleh masyarakat dan memiliki fungsi sosial, sebagai media untuk bersilaturahmi sesama komunitas di samping menanamkan nilai-nilai sportifitas.
"Sportifitas terlihat melalui kompetisi yang tentunya memiliki sejumlah aturan yang disepakati dan dipedomani," ujarnya.
Dari sisi pariwisata, Iswan menjelaskan, begasingan yang tumbuh dari nilai dan kearifan lokal akan menguatkan identitas sebagai bangsa. Kegiatan ini juga mendorong munculnya perajin gasing yang praktis berdampak secara ekonomi.
Apalagi, tambahnya, harga sebuah gasing untuk kompetisi ada di kisaran Rp500 ribu hingga jutaan. Belum lagi jika berhitung dampak ekonomi ketika sebuah turnamen diselenggarakan. "Semakin banyak atraksi, semakin banyak event akan berdampak pada sirkulasi dan transaksi ekonomi masyarakat,” jelas Iswan.
Turnamen gasing ini dijadwalkan berlangsung hingga 30 Oktober mendatang. Sementara itu PGS mengemas beragam event seperti perisean, festival gerabah, hingga festival kuliner, dan aktifitas seni dan olahraga. (AK-NTB/04)
Post a Comment