Keren! Jayakarta Hotel Terapkan Tarif NTB dan "Nginep Dapat Bonus"
NTB - (aksarantb.com)
Kalau sebelumnya mati suri, kini sektor pariwisata mulai menggeliat. Tidak percaya? Cobalah jalan-jalan ke sejumlah obyek wisata di Lombok termasuk di tiga gili, diantaranya Gili Terawangan, Gili Meno dan Gili Air. Pariwisata Senggigi Lombok Barat juga mulai hingar bingar.
Hal itu diakui General Manager Jayakarta Hotel, Cherry Abdul Hakim kepada wartawan saat media gathering di hotel yang dikelolanya, Selasa (24/5). Ia menjelaskan, kehidupan sektor pariwisata mulai membaik sejak event WSBK dan puncaknya MotoGP Mandalika sampai saat ini.
Bahkan saat event kelas dunia itu, walau tarifnya selangit, hotel dan penginapan bahkan tempat kos juga penuh wisatawan domestik dan mancanegara. Selain event otomotif kelas dunia itu, yang juga berpengaruh positif bagi perkembangan pariwisata adanya kelonggaran prokes yang diumumkan Presiden Jokowi.
"Kebijakan pemerintah yang tidak lagi mewajibkan tes kesehatan dan boleh tak bermasker di ruang terbuka memberi dampak baik bagi sektor pariwisata kita," kata Cherry didampingi Bagian Marketing Okayana.
Selain itu, hotel-hotel pun mulai panen. Tingkat hunian yang sebelumnya cekak, naik drastis, rata-rata 60 sampai 70 persen. Hotel dengan icon kuliner ikan bakar sambal matah ini juga ikut merasakan kenikmatan itu.
Sampai saat ini, di akhir pekan misalnya, hotel bintang empat dengan 171 kamar ini ramai pengunjung. "Paket renang gratis dengan hanya membeli makan fitza seharga Rp70 sampai Rp80 ribu cukup menarik bagi pengunjung. "Kita ingin masyarakat terutama yang datang dengan keluarga merasakan bahwa berlibur di hotel tidak harus mahal," kata GM yang sangat senior ini.
Soal tarif, Cherry menjelaskan Jayakarta menggunakan tarif NTB atau nginep dapat bonus. Menanggapi keluhan wisatawan terutama saat perhelatan MotoGP, Cerry mengakui saat itu soal tarif sangat dilematis dan tidak mudah dipecahkan. Maklum banyak tangan yang terlibat dan hukum ekonomi tidak dapat dihindari.
Tapi Cerry yakin kalau hotel terus menerapkan kebijakan tarif tinggi, permintaan akan menurun. Kalau itu yang terjadi maka kemungkinan tarif akan turun dengan sendirinya. Seperti saat pandemi, sepi. "Kalau Jayakarta Hotel tarifnya akan berupaya tetap mengacu pada Pergub,"katanya.
Menyinggung media gathering, Cerry menjelaskan itu salah satu upaya pihaknya untuk mendapat masukan dari teman teman media tentang berbagai hal terkait bagaimana menjadikan sektor wisata semakin baik ke depan. "Sekaligus silaturahmi karena sudah lama tidak bersua dengan teman teman wartawan," paparnya. (AK-NTB/03)
Post a Comment