Miris! Murid SDN 6 Pohgading Belajar di Teras Sekolahnya
LOMBOK TIMUR (aksarantb.com) -
Bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Lombok Timur (Lotim) 2018 sampai saat ini menyisakan duka di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, bencana gempa yang terjadi tidak hanya merusak rumah-rumah warga, melainkan sekolah-sekolah yang sampai saat ini belum mendapat perbaikan dari pemerintah. Seperti halnya yang dialami SDN 6 Pohgading Kecamatan Pringgabaya.
Sejak bencana gempa pada tahun 2018 silam, para murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Pohgading diharuskan belajar di teras ruang kelas yang tersisa. Hal tersebut dikarenakan sejumlah ruang kelas mereka luluh lantah rata dengan tanah.
Foto: Inilah sisa reruntuhan gedung SDN 6 Pohgadingn yang rusak akibat gempat tahun 2018.Terkait kondisi ini, Kepala SDN 6 Pohgading, L. Sudi, menuu semula sekolahnya memiliki enam ruang kelas dan satu ruang guru. Namun akibat gempa pada tahun 2018, ruangan yang tersisa hanya tiga kelas. Dari tiga ruangan yang tersisa itu, kata dia, dimanfaatkan satu ruangan untuk guru dan dua ruang lainnya digunakan belajar murid kelas lima dan enam.
Sedangkan, untuk murid kelas dua, tiga dan empat belajar di teras sekolah secara berdampingan. Mirisnya lagi, para murid belajar di teras tanpa pembatas dan pembelajaran tentunya berlangsung kurang kondusif."Dengan kondisi yang demikian, para murid saling perhatikan antara kelas lain waktu belajar. Bahkan ketika kelas lain punya jadwal olahraga, perhatian anak ini ke sana. Jadi konsentrasi belajar siswa terganggu,"ujarnya, Rabu 21 April 2022.
Atas kondisi yang demikian, masyarakat setempat beranggapan bahwa SDN 6 Pohgading tidak memiliki guru didik. Dampaknya pun, masyarakat memilih untuk menyekolahkan anaknya di sekolah yang lebih representatif.
Kondisi ini terbukti pada tahun ajaran 2021/2022, lanjutnya, SDN 6 Pohgading tidak memiliki siswa karena masyarakat melihat sekolahnya tidak memiliki ruang belajar. Bahkan dari jumlah murid se di atas 100 lebih sebelum gempa, saat ini tersisa sekitar 50 murid.
Lalu Sudi yang belum genap dua bulan menjadi kepala sekolah, mengaku sangat prihatin melihat kondisi sekolah itu. Iapun berharap dengan terbentuknya komite sekolah saat ini dapat memecahkan permasalah pembangunan disamping adanya bantuan pembangunan gedung baru oleh pemerintah.
Terpisah, Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Pringgabaya, Mahrus, mengaku sudah menyampaikan kondisi sekolah tersebut ke pemerintah lebih atas. Dimana sebanyak tujuh sekolah rusak parah di Kecamatan Pringgabaya belum kunjung diperbaiki.
Namun khusus untuk SDN 6 Pohgading, dirinya sudah berbicara dengan kepala sekolah serta komite untuk mengundang wali murid untuk membuat ruang belajar sementara yang lebih layak.
"Kalau sudah ada ruang belajar sementara. Nanti kita tarik murid sesuai zonasi di SDN 6 Pohgading,"pungkasnya. (AK-NTB/02)
Post a Comment