"Misteri" Vaksin dan Kekuatan Pemda Lotim Melawan Hoax
Foto: Warga di Kecamatan Masbagik menangis dan ditenangkan oleh petugas untuk menjalani vaksinasi beberapa waktu lalu. Vaksinasi: Antara Hati Nurani dan Tetesan Air Mata
Lombok Timur (aksarantb.com) -
Vaksinasi pada awalnya merupakan sesuatu yang asing dan angker bagi pemerintah, terlebih masyarakat. Banyak di antara kita yang takut untuk divaksin. Namun ditengah ketakutan itu, peran pemerintah untuk membongkar "misteri" vaksin berhasil.
Keberhasilan ini, tentunya buah dari kerja keras pemerintah, Nakes, TNI dan Polri. Selain membongkar misteri vaksin, dihadapkan pula dengan berita-berita hoaks (bohong) akan bahaya vaksin Covid-19.
Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai target vaksinasi ini, pemerintah berhasil mencapai herd immunity masyarakat. Salah satunya meningkatkan edukasi informasi tentang vaksin melalui berbagai media agar masyarakat lebih faham, melakukan advokasi dan sosialisasi, melakukan kemitraan dengan berbagai sektor, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dunia usaha, organisasi profesi dan lain sebagainya.
"Kita juga meningkatkan pemberdayaan masyarakat, membuka pelayanan di semua jenjang Fasyankes serta membuka vaksinasi massal di berbagai tempat,"terang Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim, Dr. H. Pathurrahman, S.KM.,M.AP, Jumat (10/12).
Ia tidak memungkiri, terkadang kita sering mendengar ataupun membaca istilah vaksin, vaksinasi, imunisasi dan imunitas, mari kita cermati istilah tersebut terlebih dahulu. Vaksin adalah produk atau zat yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia yang akan menstimulasi sistem kekebalan (imun) tubuh manusia.
Vaksinasi adalah prosedur untuk memasukkan vaksin ke dalam tubuh untuk menstimulasi sistem imun tubuh agar dapat memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit. Imunisasi adalah proses yang membuat tubuh manusia terlindung dari suatu penyakit melalui proses vaksinasi.
Vaksinasi Covid-19 diberikan agar tubuh mengenali virus tersebut dan memproduksi serta merangsang terbentuknya kekebalan tubuh sehingga mampu melawan virus di dalam tubuh. Dengan vaksinasi harapannya dapat menurunkan kasus konfirmasi, menjaga produktivitas masyarakat, melindungi kesehatan masyarakat serta mendorong terbentuknya kekebalan kelompok.
"Vaksin Covid-19 yang digunakan sudah melalui uji pra klinik maupun klinik oleh BBPOM sehingga dijamin mutu dan keamanannya,"terang Plt. Direktur RSUD Dr. R. Soedjono Selong, Dr. Tantowi Jauhari, beberapa waktu lalu.
Dosis pemberian vaksin Covid -19 berbeda-beda tergantung merek dagang vaksin, seperti contoh saat ini yang sudah digunakan Sinovac diberikan dengan 2 dosis, jarak pemberian antara dosis pertama dengan dosis kedua selama 28 hari.
Sedangkan vaksin Astrazeneca di Kabupaten Lotim mulai akan diberikan dengan 2 dosis juga dengan jarak dosis pertama dan kedua sekitar selama 12 minggu. Begitupun merek vaksin yang lainnya.
Upaya vaksinasi ini dilakukan semata-mata untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan capaian target vaksinasi sehingga harapannya meningkatnya kesehatan masyarakat, yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya produktifitas.
Namun upaya tersebut tidak sedikit yang menghalangi dengan menyebarkan berita-berita bohong (hoaks) untuk menakuti masyarakat, mengajak masyarakat tidak mau divaksin dan lain sebagainya.
"Berita hoaks terutama terkait vaksin Covid-19 ini sangat cepat tersebar,"ucapnya.
Bupati Lotim, Drs. H. M. Sukiman Azmy,MM menyampaikan yang menjadi perhatian saat ini adalah ketersediaan vaksin. Dengan vaksin yang mencukupi, bupati optimis target vaksinasi dapat dituntaskan lebih cepat, terkontrol dan menyeluruh.
Sementara untuk perbedaan capaian data manual dengan daring akibat perbedaan NIK dan kartu keluarga (KK). Pemda Lotim telah mencoba memecahkannya dengan pelibatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang disebar di semua lokasi vaksinasi.
Vaksinasi: Antara Hati Nurani dan Air Mata
Bhabinkamtibmas Desa Danger, Bripka. Muhtar, mengatakan pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan oleh Pemkab Lotim mendapat sambutan baik dari masyarakat. Dibalik itu, tak sedikit banyak masyarakat yang takut untuk divaksin disebabkan berbagai faktor.
Maka dari itu, vaksinasi ini dapat dikatakan antara hati nurani dan tetesan air mata. Banyak warga khususnya di Kecamatan Masbagik yang menangis lantaran takut divaksin.
Ketakutan masyarakat itu, tentunya harus mampu ditenangkan oleh petugas vaksin. Tindakan tersebut tentu dibutuhkan demi kekebalan tubuh masyarakat. (yon)
Post a Comment