Potensial Sumbang PAD, Penataan Otak Koko' Joben Malah Kurang Diurus Pemerintah
Foto: Kondisi Otak Kokok Joben di Desa Pesanggrahan Kabupaten Lotim dipenuhi sampah. Destinasi wisata ini potensial penyumbang PAD namun minim perhatian pemerintah. |
Lotim - (aksarantb.com)
Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur (Lotim) nampaknya terkesan tidak serius dalam mengelola destinasi wisata, padahal hal itu merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mestinya harus ditata dan dimaksimalkan untuk optimalisasi realisasi PAD.
Salah satu destinasi wisata yang tampak kurang terurus adalah objek wisata pemandian Otak Koko' Joben yang berada di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading.
Salah seorang pengunjung asal Jerowaru, Mugani menyatakan fasilitas yang tersedia di lokasi wisata Otak Koko' sangat minim, seperti contohnya tong sampah yang mengakibatkan plastik berceceran di sekitar lokasi.
"Di sini banyak sampah plastik, tempat sampah minim. Padahal setiap pengunjung dikenakan tiket masuk Rp7 ribu,"keluhnya 23 Oktober 2021.
Belum lagi yang dikeluhkan oleh Wiwin, pengunjung asal Sakra Timur, menyayangkan destinasi Otak Koko' Joben tidak mempertimbangkan kebutuhan khusus bagi perempuan. Semisal ruang ganti pakaian, sehingga diakuinya pengunjung perempuan kesusahan (risih, red) jika akan mengganti baju setelah berendam di kolam pemandian Otak Koko' Joben.
"Lokasi ini kurang ramah bagi perempuan mas. Kami risih kalau mau ganti baju. Memang ada, tapi kotor. Kenapa itu gak diperhatikan. Kalau bisa ada tempat jemur pakaian basah juga," harapnya.
Tidak hanya dari pengunjung, kondisi Joben saat ini juga dikeluhkan oleh pedagang yang berada di dalam kawasan Otak Koko Joben. Pasalnya para pedagang tetap ditarik retribusi oleh petugas Dispar Lotim sebesar, Rp. 5 ribu setiap harinya.
Namun Dispar ataupun dinas terkait tidak pernah menata atau memperbaiki lapak para pedagang, sehingga tampaknya serampangan dan kumuh. "Tetap kami keluarkan Rp 5 ribu, tapi kita tidak pernah dibantu diperbaiki, apalagi dikasi bantuan," tuturnya dalam bahasa Sasak.
Foto: Inilah pintu gerbang masuk Otak Kokok Joben. Tampak para peseped tengah berfoto di depannya. |
Diakui dia juga, saat ini pengunjung di destinasi Otak Koko' Joben sudah meningkat setelah sebelumnya sempat lesu hampir 2 tahun sejak Pandemi Covid-19.
Dari itu dia sangat mengharapkan, Pemda Lotim memperbaiki dan menambah fasilitas pendukung, agar para pengunjung betah dan nyaman, sehingga kunjungan terus meningkat. Terlebih katanya, saat ini Lombok akan menjadi tuan rumah even berskala internasional.
"Kami harap Otak Kokok Joben ini diperbaiki, paling tidak ada tambahan tempat sampah agar pengunjung tidak buang sampah sembarangan,"harapnya.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur Lotim, Dr. M. Mugni saat dikonfirmasi aksarantb.com melalui WhatsApp-nya, menyampaikan bahwa apa yang dikatakan oleh pengunjung terkait minimnya fasilitas memang benar.
Hal itu terjadi sejak 2015 ketika pihak Pemda tidak boleh ada bangunan baru di Otak Kokok Joben karena statusnya masih dalam status quo terkait konflik antara Pemda Lotim dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR).
Namun dalam status quo ini, pengelolaannya oleh Pemda lotim sebagai sumber PAD di sektor pariwisata.
Konflik ini, lanjutnya, terus dicari jalan keluarnya dan pada bulan Februari 2021 sudah selesai dengan ditanda tangan MOU antara Pemda Lotim dengan salah satu Dirjen KLHK atas nama Menteri LHK.
Dalam kesepakatan, Joben sebagai Destinasi wisata terpadu sehingga pada tahun 2022 pembangunan fasilitas akan dimulai oleh Pemda Lotim dan BTNGR. Maka dari itu, semua fasilitas yang dikeluhkan akan dilengkapi terkait adanya sampah plastik yang tidak tertangani.
"Kita akan segera evaluasi para petugas lapangan yang salah satu tugas mereka yaitu memastikan Otak Kokok Joben bersih. (AK-NTB/02)
Post a Comment