Tekan Kematian Ibu dan Anak, Sekda Minta Peran Tim ACSIA di Level Kecamatan Ditingkatkan
Foto: Evaluasi Tim ACSIA Tingkat Kabupaten Lotim. Sekda meminta tim Aksi Cepat Sayang Ibu dan Anak (ACSIA) di Kecamatan ditingkatkan, Rabu 22 September 2021. |
LOTIM - (aksarantb.com)
Masih terjadinya kasus kematian ibu dan anak khususnya saat menjalani perawatan di rumah sakit menjadi catatan Pemda Lotim. Atas situasi ini, kecepatan dan ketepatan rujukan harus dilakukan. Terutama keberadaan tim ACSIA di level kecamatan harus ditingkatkan.
Hal ini menjadi salah satu penekanan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Drs. H. M. Juaini Taofik, MAP, Rabu 22 September 2021.
Menurut Sekda, fakta lapangan menyebutkan bahwa pasien kerap sudah berada pada kondisi buruk ketika dirujuk. Kondisi tersebut disebabkan banyak faktor, mulai dari ekonomi hingga sosial psikologis.
Maka dari itu, Sekda di hadapan Camat dan Forkopimcam yang hadir pada kegiatan Evaluasi Tim ACSIA Tingkat Kabupaten Lotim, karena alasan tersebut maka peran tim Aksi Cepat Sayang Ibu dan Anak (ACSIA) menjadi sangat penting, utamanya yang ada di tingkat kecamatan dan desa.
Sekda memberikan tenggat waktu hingga akhir Oktober bagi seluruh Camat membentuk dan menguatkan Tim ACSIA di level kecamatan. "Saya akan cek, semua Camat harus meng-SK-kan tim ACSIA di tingkat kecamatan. Saya beri waktu sampai Oktober,”tegasnya.
Sekda juga mengingatkan agar Camat mendorong pembentukan tim serupa di tingkat desa. Saat ini masih ada sejumlah kecamatan yang Tim ACSIA-nya belum di-SK-kan. Padahal Tim ACSIA disebut Sekda menjadi salah satu tim yang dibentuk paling awal mewujudkan target RPJMD 2018-2023.
Namun demikian, Sekda mengakui kondisi Covid-19 menyebabkan semua kegiatan terkonsentrasi untuk penanganannya.
Pada acara yang berlangsung di Rupatama 1 Kantor Bupati Lotim, Sekda juga mengingatkan untuk melihat kembali efektivitas dan penegakan Peraturan Desa (Perdes) terkait pendewasaan usia pernikahan yang telah dimiliki hampir seluruh desa. Demikian halnya dengan Posyandu Keluarga sebagai langkah pemetaan risiko.
Sekda menekankan pula pentingnya sinergitas. Menurutnya hal tersebut menjadi strategi untuk dapat mencapai target penurunan angka kematian ibu dan anak sesuai yang tercantum dalam RPJMD 2018-2023.
"Keterlibatan sektor terkait sangat diharapkan untuk mengambil peran. Mari kita sama-sama optimis apa yang menjadi target bersama dapat terwujud,"pintanya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim, H. Pathurrahman mengharapkan kerjasama dan sinergi di semua level untuk menurunkan kasus kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lotim yang cenderung mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.
Penguatan sistem rujukan maternal dan neo natal melalui pemenuhan sarana prasarana alat kesehatan juga menjadi pekanannya. Selain peran desa, Pathurahman mengharapkan pula peran organisasi profesi, terkait pemerataan SDM dan peningkatan kompetensi.
Kegiatan ini direncanakan berlangsung dalam dua hari, yaitu 22 dan 23 September dengan peserta seluruh Camat dan Forkopimcam, Kepala Puskesmas, Bidan, Pimpinan OPD terkait, pihak RSUD dan RS swasta, serta organisasi profesi. (*)
Post a Comment