Sepi Pembeli Terdampak Covid, Pengrajin Anyaman Bambu di Desa Loyok Menjerit
Pengrajin anyaman bambu di Desa Loyok, Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur (Lotim) semakin menjerit. Dampak pandemi virus Corona (Covid-19) begitu memukul perekonomian para pengrajin. Kondisi tersebut terbukti dengan sepinya pembeli hampir dua tahun terakhir ini.
Hariatun, salah satu pengrajin bambu di Desa Loyok mengeluhkan kondisi yang dialaminya ini. Wisatawan yang semula menjadi langganan pembelian produknya itu kini pergi sejak terjadinya pandemi Covid-19. Iapun menjerit dan mengharap adanya bantuan dari pemerintah agar dapat bertahan.
Hariatun menuturkan, sebelum terjadinya pandemi Covid-19, pendapatan yang dapat dikantongi sebesar, Rp500 ribu hingga jutaan rupiah per harinya. Kondisi ini jauh berbeda akibat sepinya pembeli. Ironisnya, anyaman bambu yang sudah tersedia tidak luput dari kerusakan akibat dimakan rayap.
"Saat ini barang yang terjual terkadang tidak ada. Betul-betul tidak ada. Bahkan merugi karena banyak barang yang rusak dimakan rayap,"keluhnya kepada Aksara NTB.com, Rabu (1/9).
Kendati menghadapi situasi sulit ini, Hariatun mengaku enggan untuk menutup usaha yang digelutinya secara turun temurun ini. Hariatun memilih bertahan karena tidak ada yang bisa dikerjakan selain menjual hasil kerajinannya. (*)
Post a Comment