Jawab Keluhan Petani, Perusahaan Tembakau di Lotim Disidak
Lotim - (AKSARANTB.com)
Tim Kelompok Kerja (POKJA) yang terdiri dari beberapa unsur terkait, baik dari Dinas Pertanian kabupaten/provinsi, Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) dan Himpunan Pemerhati Petani Tembakau Lombok (HIPTAL) melakukan sidak ke beberapa perusahaan tembakau di Kabupaten Lotim.
Operasi ini dipimpin langsung, Kepala Dinas Pertanian Lotim. Abadi, SP yang dimana dalam sidak ini dirinya menegaskan beberapa poin penting yakni tentang keluhan para petani tembakau di Lotim, salah satunya soal harga tembakau.
Selain harga, H. Abadi juga menyampaikan terkait kualitas tembakau petani yang mengalami sedikit penurunan sehingga hal ini juga mempengaruhi harga. Sehingga dirinya berharap ada kebijakan perusahan dalam hal ini, PT. Djarum dan PT. Bentoel agar kerugian - kerugian tidak dialami oleh para petani.
"Apalagi perusahaan dengan mitra tentu sebuah satu kesatuan yang tidak bisa di terpisahkan sehingga kita harus saling memahami apalagi di musim pandemi Covid-19 ini"ujarnya
Pada kesempatan itu, H. Abadi menegaskan kepada perusahaan untuk menaikkan kuota kemitraan untuk mengakomodir para petani swadaya. Langkah ini penting dilakukan agar produksi dari masyarakat ini bisa terjual.
"Jangan sampai satu petani mempunyai kouta sampai 4 hektar padahal logikanya menurutnya tidak punya lahan sampai seluas itu. Apabila petani swadaya ini diakomodir menjadi mitra, tentunya harga penjualan tembakau ini akan tetap stabil,"tegasnya
Sementara, Ketua Himpunan Petani Tembakau Lombok Timur, Sarjan Lepak menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi pihak perusahaan PT. DJARUM yang tetap konsisten dalam mengakomodir para petani.
Kendati demikian, dirinya meminta kepada PT Djarum untuk mengembalikan sistem pembinaan seperti dahulu baik tentang sistem perkreditan dan sebagainya sehingga akan berdampak pada kualitas tembakau.
"Dari serapan yang yang kami terima di bawah, para petani meminta kalau bisa dari sisi low grade ke bawah para petani yang mempunyai grade bagus itu dinaikkan harganya"pintanya
Senada dengan itu, Ketua KSPN NTB, Lalu Iswan Muliyadi mempertanyakan sistem harga yang digunakan oleh pihak PT Djarum tentang bagaimana hubungan PT. Djarum dan mitranya. Hal ini perlu dipertanyakan karena setiap tahun selalu ada gejolak terkait harga tembakau khususnya di Kabupaten Lotim.
"Ya mohon diperjelas karena ini merupakan persoalan klasik setiap musim tembakau,"ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Manager PT. Djarum, Dawam menjelaskan kemitraan di PT. Djarum yang dimana hal tersebut tidak terlepas dari prediksi cuaca dan iklim jangka panjang. Sedangkan untuk tahun 2021 ini pihak Djarum melihat ada kondisi La Nina seperti tahun 2010. Sehingga pihaknya sangat hati-hati memberikan kredit kepada para petani.
"Saya ingat di tahun 2010 yang lalu kita macet Rp4 miliar karena banyak tembakau yang rusak akibat cuaca. Untuk itulah tahun ini kita lebih hati-hati jangan sampai terulang lagi seperti tahun 2010,"ucapnya.
Dijelaskannya, dari beberapa perusahaan di Lombok. Berdasarkan data Disbun tahun ini, ada 29 titik sementara kalau tahunan menurut dia 23 titik.
Maka dari itu, pihaknya menyadari bahwa risiko kredit itu juga tidak kecil, sehingga perusahaan yang konsen terhadap kemitraan yang membina SDM dan memberikan kredit itu hanya BAT dan Djarum
"Kenapa terjadi kondisi seperti yang kita alami saat ini. Belum panen sudah mulai turun hujan. Kita tetap update BMKG untuk pantau kondisi alam dari tiga bulan sampai setiap tahunnya,"jelasnya.
Sementara, Kepala Bidang perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahmad Fajeri, menjelaskan bahwa untuk implementasi dari tim pengendali yang sudah di SK-kan oleh kepala Dinas Pertanian Provinsi yang dimana tim ini nanti akan memantau para petani dan mencari solusi agar apa yang dikeluhkan oleh para petani bisa teratasi.
"Setelah kami turun kelapangan nanti hasil temuan ini akan kami laporkan ke Tim Pembina dan Pengendali setelah itu tim pengendali akan mengadakan rapat untuk pengambilan keputusan namun alhamdulilah setelah selesai sidak ini harga tembakau naik Rp1000" tutupnya. (*)
Post a Comment